Beranda | Artikel
Faedah dan Kandungan Doa Keluar Rumah
Senin, 15 Juli 2024

Salah satu aktivitas yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita adalah keluar dari rumah (tempat tinggal) untuk melakukan berbagai macam kegiatan, baik yang bersifat ibadah atau dunia (muamalah).

Karena hal ini tidak mungkin kita hindari, maka IsIam sangat memperhatikan hal tersebut. Islam mengajarkan adab dan etika yang mesti kita perhatikan saat kita keluar rumah. Salah satu dari adab dan etika tersebut adalah dituntunkannya membaca doa keluar rumah.

Doa keluar rumah, redaksi dan bacaannya sangat beragam. Maka, yang akan kita bahas pada artikel kali ini adalah salah satu doa yang mana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah melupakan dan meninggalkannya. Akan tetapi, sayangnya banyak dari kita yang belum tahu dan mengamalkan doa tersebut.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,

مَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَيْتِي قَطُّ إِلَّا رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ:

Setiap kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumahku, beliau mengarahkan pandangannya ke langit, kemudian berdoa,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ

ALLAHUMMA INNI A-’UDZU BIKA AN ADHILLA AW UDHALLA AW AZILLA AW UZALLA AW AZLIMA AW UZLAMA AW AJHALA AW YUJHALA ‘ALAYYA

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari aku tersesat, atau aku menyesatkan, atau aku tergelincir, atau aku digelincirkan, atau aku menzalimi, atau aku dizalimi, atau kebodohanku atau dibodohi.’

(HR. Abu Dawud no. 5094, Nasai no. 5486, Ibnu Majah no. 3884. Dinilai hasan oleh Ibnu Hajar.)

Faedah dan kandungan dari doa:

Pertama, Allah ada di atas

Ketika Nabi berdoa, maka beliau mengangkat pandangannya ke langit karena Allah ada di atas (Arasy).

Allah Ta’ala berfirman,

ٱلرَّحْمَٰنُ عَلَى ٱلْعَرْشِ ٱسْتَوَىٰ

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arasy (QS. Taha: 5)

Dan ketika kita berdoa memandang ke atas adalah untuk menghadirkan perasaan bahwa kita sedang di awasi oleh Allah yang ada di atas (Arasy). Maka, saat kita di luar rumah (maupun di dalam rumah) hendaknya kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا

Dan Allah Maha mengawasi segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 52)

Kedua, meminta perlindungan agar tidak tersesat atau disesatkan orang lain

Setiap keluar rumah, maka mau tidak mau kita akan berinteraksi dengan orang lain. Tatkala berjumpa dengan orang-orang tersebut, ada yang karakternya baik, sebaliknya ada yang buruk. Ada yang kita kenal maupun tidak kita kenal. Sehingga sangat mungkin kita terjerumus kepada hal-hal yang negatif (keburukan).

Keburukan yang datang bisa jadi karena kita yang melakukan (pelaku) atau bisa juga kita sebagai korban keburukan tersebut. Oleh karenanya, dalam doa di atas, kita dituntunkan untuk meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala, Zat yang Maha Memberi Perlindungan.

Salah satu keburukan yang kita meminta dijauhkan darinya adalah kesesatan. Kita meminta perlindungan kepada Allah dari menyesatkan orang lain atau disesatkan orang lain. Baik maknanya tersesat secara maknawi (agama, pemahaman dan hidayah) atau tersesat secara hissi (perjalanan yang akan kita tempuh dan lalui).

Bisa jadi, ketika keluar rumah, niat kita baik, tetapi di tengah jalan, tiba-tiba kita bertemu teman yang mengajak melakukan perbuatan buruk atau perbuatan yang membuat kita melalaikan tujuan baik tadi.

Ketiga, meminta perlindungan dari ketergelinciran

Setelah yang pertama kita meminta perlindungan dari keburukan karena kesengajaan, yaitu kesesatan.Kemudian yang kedua kita meminta perlindungan dari keburukan yang tidak disengaja, yaitu ketergelinciran. Baik tergelincir karena diri sendiri, orang lain, bahkan bisa jadi ia malah menggelincirkan orang lain karena ketidaktahuan dan kurangnya ilmu (pemahaman) tanpa ia sadari.

Contohnya ada orang yang pergi ziarah ke makam orang saleh. Ia berniat mencari berkah dengan tanah, air atau tempat tersebut. Ia juga hendak berdoa meminta kelancaran rezeki dari orang saleh yang telah meninggal di sana. Tetapi ia tidak tahu bahwa hal itu adalah perbuatan yang dapat mengantarkan pada kesyirikan.

Keempat, meminta perlindungan dari kezaliman

Kezaliman itu ada banyak sekali macam dan bentuknya. Ada kezaliman yang menyangkut fisik, harga diri (kehormatan), keluarga, harta, dan semacamnya. Kezaliman dalam hal fisik, misalnya: di tengah jalan bertemu orang jahat atau orang gila yang memukul dan menodong kita, atau bertemu anjing yang menggigit kita. Kezaliman dalam hal harga diri, misalnya: di jalan bertemu orang yang mencaci dan memaki kita. Kezaliman menyangkut keluarga, semisal: di jalan ada orang yang menggoda dan mengganggu istri atau anak perempuan kita. Kezaliman terkait harta, misalnya: ketika di jalan ada yang menabrak kendaraan kita atau kecopetan saat ingin belanja.

Kelima, meminta perlindungan dari kebodohan

Kebodohan yang kita meminta perlindungan kepada Allah ada dua macam: 1) Perilaku bodoh, 2) Ketidaktahuan. Perilaku bodoh adalah tingkah yang tidak pantas yang bisa merendahkan harga diri seseorang.  Misalnya, seseorang ingin terkenal sehingga membuat konten yang tidak pantas di jalanan dengan telanjang, berjoget, dan lainnya.

Ketidaktahuan contohnya adalah ketika pergi untuk membeli makan atau minum, ternyata yang kita beli adalah makanan atau minuman yang haram tanpa sepengetahuan kita.

***

Penulis: Arif Muhammad N.


Artikel asli: https://muslim.or.id/96394-faedah-dan-kandungan-doa-keluar-rumah.html